Bledug Kuwu adalah sebuah kawah
lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa Kuwu,
Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan,
Propinsi Jawa
Tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur
dari kota Purwodadi. Bledug Kuwu merupakan salah satu
obyek wisata andalan di daerah ini
Secara geologi, kawah lumpur Kuwu, sebagaimana
kawah lumpur lainnya, adalah aktivitas pelepasan gas
dari dalam teras
bumi. Gas ini biasanya adalah metana. Kuwu adalah satu-satunya yang berlokasi di Jawa
Tengah. Letupan-letupan lumpur yang terjadi biasanya membawa pula larutan kaya
mineral dari bagian bawah lumpur ke atas.
Asal Usul Nama Bledug
Kuwu adalah berupa kawah lumpur (bledug) yang dinamakan Bledug Kuwu (karena
berlokasi di Kuwu). Kawah ini secara berkala (selang 2-3 menit) melepaskan
lumpur mineral dalam bentuk letupan besar (setinggi hingga 2m). Oleh penduduk
setempat lumpur ini dimanfaatkan mineralnya untuk pembuatan konsentrat garam
yang disebut bleng dan dipakai, misalnya, dalam pembuatan kerupuk karak.
Lumpur dari kawah ini
airnya mengandung garam, oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk dipakai
sebagai bahan pembuat garam bleng secara
tradisional. Caranya adalah dengan menampung air dari bledug itu ke dalam glagah
(batang bambu yang dibelah menjadi dua), lalu
dikeringkan.
Mitos penduduk setempat, bledhug itu
terjadi karena ulah Jaka Linglung, Putra Aji Saka atau Prabu Jaka dari kerajaan
Medang Kamulan.
Pada satu ketika Jaka Linglung yang berwujud ular naga itu disuruh Aji Saka atau Prabu Jaka membunuh Dewata Cengkar yang telah berubah rupa menjadi seekor buaya putih yang sangat besar, sebagai syarat untuk diakui sebagai anaknya. Jaka Linglung berangkat ke laut selatan tempat Dewata Cengkar bertahta. Dia tidak sabar melalui darat, maka dia melalui dalam tanah, jalan yang dilalui oleh Jaka Linglung itu akhirnya berubah menjadi “tanah lendhut“ Bledhug yang terjadi adalah nafas Jaka Linglung selama dalam perjalanan itu. Jadi menurut kepercayaan orang, ada hubungan bledhug itu dengan laut selatan.
Pada satu ketika Jaka Linglung yang berwujud ular naga itu disuruh Aji Saka atau Prabu Jaka membunuh Dewata Cengkar yang telah berubah rupa menjadi seekor buaya putih yang sangat besar, sebagai syarat untuk diakui sebagai anaknya. Jaka Linglung berangkat ke laut selatan tempat Dewata Cengkar bertahta. Dia tidak sabar melalui darat, maka dia melalui dalam tanah, jalan yang dilalui oleh Jaka Linglung itu akhirnya berubah menjadi “tanah lendhut“ Bledhug yang terjadi adalah nafas Jaka Linglung selama dalam perjalanan itu. Jadi menurut kepercayaan orang, ada hubungan bledhug itu dengan laut selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar